Dinsdag 22 Mei 2012

Puisi Tentang Perjuangan

Perjuangan sebuah bangsa ini untuk meraih Kemerdekaan adalah hal yang sulit,penuh dengan perjuangan,kepahitan,kepedihan, dan kesengsaraan dimana para nenek moyang yag kita itu yanng merasakanya bagaimana mana mereka berjuang demi rakyat Indonesia,demi bangsa yang merdeka mereka rela mengorbankan harta benda, dan nyawa pun demi melihat anak cucunya kelak hidup bahagia.
Perjuangan melawan penjajah yang sangat sulit, tapi dengan tekad dan keberanian mereka melawan penjajah yang bersenjatakan lengkap, sementaramerek hanya membawa sebilah bambu runcing, Tapi mereka tak sedikitpun gentar apalagi takut dengan dentuman dentuman senjata api dan bom si penjajah.

Mereka seakan tak takut akan kematian, Jiwa mereka hanya utntuk bangsa ini, dan pada akhirnya Kemerdekaan pun tercapai Setelah berpuluh-puluh ribu jiwa melayang, Tak terharukah kalian melihat sejarah para moyang kita yangpenuh dengan penderitaan dan pada akhirnya kita semua yang merasakan kebahagiaan kita, Betapa tulusnya kasih sayang mereka kepada kita anak-anaknya, Apa kita tidak mau sekedar mengenang jasa-jasa mereka, Apa kalian tidak mau sekedar mengucap terimakasih atas jasa-jasanya yang telah mereka berikan kepada kita semua.

Maka dari itu blog mamen akan sharing puisi tentang perjuangan nenek moyang memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini sehingga banyak sekali nyawa-nyawa mereka yang melayang dan sekarang terbaring antara Krawang-Bekasi, para pembaca setia blog mamen marilah kita membaca dan merenungkan puisi ini.!

KRAWANG-BEKASI

Kami yang kini terbaring antara Krawang-bekasi tidak bisa teriak
Kami yang kini terbaring antara Krawng-Bekasi tidak bisa teriak "Merdeka"
dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,terbayang kami maju
dan mengedap hati.?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dara rasa hampa dan jam dinding yang berdetak.
Kami mati muda, yag tinggal tulang diliputi debu.
Kenang,Kenanglah kami,
Kami sufah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, Belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaan mu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atas jiwa kami melayang untuk kemerdekaan
Kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
kaulah sekarang yag berkata

Kami bicara padamu dalam hening dimalam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, Kenanglah kami teruskan
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung syahrir

Kami sekarang mayat
Berikankami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang-kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara krawang-Bekasi

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking